Boleh, kan?
“Kak, aku tertarik padamu. Boleh aku mengenalmu lebih lagi?” Keheningan malam ini terpenuhi hanya oleh bayangmu menyelimuti pikiranku. Diriku menerka, kau seperti angin yang datang tanpa suara. Saat aku dekat denganmu , seketika dimensi mu berubah dan segala hal menjadi begitu cepat. Kau seperti bayangan yang menghindar, selalu dekat, namun tak pernah tampak jelas, hanya melintas tanpa menyentuh, seolah tak ingin terli ha t. Kau tergesa-gesa melakukan segala sesuatu, seolah-olah waktu yang tak memberi peluang untuk berhenti sejenak. Kata-katamu hanya jatuh pada mereka yang terbiasa membaca bahasa rumit, sementara aku? Entahlah bagaimana aku di matamu. Kau tak pernah mau berbicara denganku, bahkan untuk sekedar menatap saja enggan. Sungguh, tak jarang kudapati diriku ingin menjadi seperti mereka, yang dengan mudah menepuk pundak mu dan dengan lapang dada...